Pada tahun 2008 yang lalu dia juga pernah datang ke Indonesia untuk melancarkan buku pertamanya yang berjudul “The Trouble with Islam Today: A wake-Up Call for Honesty and Change (tahun 2003)”. Ia telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Nun Publisher. Karya yang berisi pemikiran libral Manji itu dilancarkan di Perpustakaan Nasional Jakarta, 22 April 2008. Pada saat itu, Manji merasa kehadirannya di Indonesia mendapat respon yang cukup baik kerana tidak nampak penolakan yang keras terhadapnya seperti saat ini.
Berbeza dengan kedatangannya yang pertama, kedatangan yang kedua kalinya, Manji mendapat respon penolakan yang luar biasa. Berbagai elemen yang menolak bahkan membatalkan acara yang dihadiri oleh Manji. FPI misalnya, organisasi tersebut membatalkan forum yang dihadiri Manji yang sedang digelar di pejabat komunitas Salihara, Jakarta, Jumaat(4/5)
Selain pembatalan acara, berbagai pihak yang lain turut menolak kehadiran Manji. PP Muhammadiyah membatalkan acara dialog dengan Manji, Ormas-ormas Islam & Mahasiswa muslim di Yogyakarta pun melakukan perhimpunan aman menolak kedatangan Manji.
Sebenarnya, kedatangan Manji tidak boleh dipisahkan dengan perancangan kaum liberal untuk memperkenalkan homoseksual dan lesbian di Indonesia.
Hal tersebut dikuatkan dengan fakta, bahawa Manji sendiri pernah menyatakan dengan tegas, bahawa dia adalah seorang lesbian.
“Saya tidak meminta persetujuan kaum Muslim atas kelakuan seksual saya. Saya hanya meminta persetujuan dari dua entiti saja: Sang Pencipta dan nurani saya.”Ungkap Manji dalam sebuah wawancara khusus yang dimuat di islamlib.com.
Selain itu juga, kita ketahui bersama bahawa beberapa bulan terakhir ini DPR sedang membahas RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender yang menyuarakan kebebasan perilakudan ekspresi seksual,dan dapat merosak keluarga. Hal tersebut semakin indikator adanya kaitan kaum liberal dalam meliberalisasi bidang agama dan perilaku dengan cara mendatangkan tokoh pendokong feminis liberal dan berupaya merubah RUU sebagai legalisasi idea liberal tersebut.
Kalau kita teliti lebih jauh, pemikiran liberal Manji sudah pada tahap yang sangat membahayakan aqidah umat. Bagamana tidak, Manji dengan segala memahiran penulisan menghina Nabi Muhammad SAW dan meragui Al-Quran. Hal tersebut dapat dilihat dari potongan wawancara Manji dengan kaum liberal.
Banyak yang tidak tahu bahawa para muslimin selama ratusan tahun telah berbicara mengenai ayat-ayat syaitan, di mana Nabi menerima ayat-ayat Quran yang kemudian beliau sendari lebih memuja para berhala. Nabi lalu menghapus ayat-ayat tersebut – beliau merubah Quran. Pertanyaan saya adalah, jika Muslim yang baik meneladani kehidupan Nabi dan Sunnah Nabi, maka sebagian dari sunnah adalah bahawa beliau merubah al-Quran. Siapa dapat mengatakan para sahabatnya tidak mengikut teladan tersebut? Siapa boleh mengatakan dalam proses kompilasi tersebut mereka tidak merubah Quran?Seorang Muslim yang mengaku beriman kepada kebenaran Al-Quran, pasti akan menyakini firman Allah
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(QS.Al-Hijr:9)Jaminan Allah SWT terhadap pemelihara Al-Quran itu ditegaskan juga dalam firmanNya:
“Mereka hendak memadamkan cahaya(agama) Allah dengan mulut(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya Nya meskipun orang-orang kafir benci”.(Q.S As Saf:8)Dari ayat tersebut sebenarnya sudah terlihat bagaimana sebenarnya kekeliruan pandangan Manji terhadapa Al-Quran.
Selain itu juga, Manji mengaku sebagai seorang lesbian. Padahal lesbian merupakan sebuah kemaksiatan nyata dan hukumannya sangat jelas. Seperti yang diriwayatkan Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad dari Sahabat Ibnu Abbas ra bahawa Rasulullah SAW bersabda, yang ertinya:
“Barang siapa yang kalian temui melakukan perbuatan kaum Luth (homoseks/lesbian) maka bunuhlah pelaku dan orang yang menjadi objeknya.”Dari sedikit paparan di atas boleh disimpulkan bahawa Irshad Manji itu “sakit” atau mempunyai “kelainan” yang harus segera disembuhkan. Selain kelainan/penyimpangan perilaku seks, Manji juga melakukan penyimpangan dalam memahami Islam. Orang yang mempunyai kelainan sangat tidak layak dijadikan pembicara bahkan rujukan.
Kedatangan Irshad Manji ke Indonesia tidak boleh dianggap remeh. Kaum lesbi dan pendokongnya sedang melakukan berbagai gerakan menuju legalisasi praktik homo dan lesbi di Indonesia. Pemerintah semestinya tidak membiarkan orang-orang seperti itu berkeliaran di negeri Muslim seperti Indonesia.
Seharusnya pemerintah peka terhadap aqidah umat Islam dengan cara menolak dengan tegas kehadiran orang yang menyebarkan ajaran-ajaran yang dapat merosakkan aqidah. Namun pemerintah rupanya kurang mempedulikan hal tersebut. Bagaimana mungkin pemerintah berfikir sejauh itu, wal hal pemerintah juga banyak yang sudah terjangkit virus liberal.
Oleh: Arifah Septiani
Diterjemah oleh: Muhammad Mus’ab Sa’ari
0 komen: